HUKUM KETERTARIKAN
Banyak sekali definisi dan cara manifestasi dari Law of Attraction
yang dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti misalnya:
1. Bahwa pikiran positif akan menarik hal yang positif dan sebaliknya.
2. Bahwa kekuatan attraction adalah hasil dari kekuatan kreatif dari
alam semesta.
3. Bahwa apa yang Anda pikirkan, Anda akan dapatkan.
4. Bahwa dengan kekuatan attraction-lah yang menyebabkan terciptanya
semua yang ada di alam semesta.
6. Bahwa bila Anda berpikir dan fokus pada kebahagiaan, maka kebahagiaan akan
datang dalam hidup Anda.
7. Bahwa mengisi pikiran dengan kesusahan, penderitaan akan menarik kejadian
itu dalam kehidupan.
8. Bahwa bila Anda ingin sukses, jangan sekali-kali ada keraguan akan
kegagalan timbul dipikiran Anda, karena kegagalanlah yang akan muncul.
9. Bahwa diperlukan bukan saja pikiran, tapi juga hasrat besar akan keinginan
itu agar termanifestasi.
10.
Bahwa apa yang Anda pikirkan telah terjadi dan terima
saja kapan datangnya.
11.
Bahwa pikiran Andalah yang menentukan kehidupan Anda.
12.
Bahwa pikiran-pikiran yang diinginkan harus selalu
diulang, ditambah dengan hasrat, perasaan agar termanifestasi.
13.
Bahwa pikiran itu adalah magnet.
14.
Bahwa energi menarik energi yang sama.
15.
Bahwa Law of Attraction terjadi dalam
setiap saat kehidupan kita.
16.
Dan sebagainya.
Juga banyak buku yang menulis mengenai pengembangan diri, sebenarnya
berlandaskan hukum ini. Hanya saja mereka membuat variasi yang begitu bermacam
sehingga menjadi best seller dalam masing-masing kategori yang mereka
pilih.
Menurut Wikipedia buku pertama paling berpengaruh di jaman modern
ini adalah “As a Man Thinketh” oleh James Allen (1864 – 1912), yang
dipublikasi pada tahun 1902. Walaupun di buku ini tidak ada kalimat Law of Attraction,
tapi dalam banyak hal ia telah menerangkan prinsip-prinsipnya secara detail dan
jelas.
Buku inilah yang menjadi pintu pembuka bagi buku-buku
sukses lainnya mengenai Law of Attraction. Salah satunya adalah
bukunya William Walker Atkinson (1862 – 1932), yang menggunakan kalimat Law
of Attraction, dalam buku berjudul ” Thought Vibration or the Law of
Attraction in the Thought World.” Demikian juga buku dan film “The
Secret”.Dengan
demikian, konsep dari Law of Attraction adalah bukan barang baru. Ia
telah digunakan oleh banyak orang sukses dalam kehidupan mereka selama ini.
Bahkan, sejak 14 abad yang lalu, Islam telah mengajarkan hal yang sejenis
secara terbuka kepada umat manusia bukan sebagai rahasia melainkan sesuatu yang
untuk disebarluaskan agar manusia mendapatkan rahmat Allah yang begitu
luas.
Law Of
Attraction selaras dengan Firman Allah dalam hadits qudsi “Aku mengikuti
sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka baiklah yang didapatkan,
jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan” (HR Ahmad), serta Firman
Allah “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu". QS Al Mukmin: 60
Ketika umat
Islam masih meyakininya secara total dan bulat, terbukti menghasilkan generasi
yang paling unggul sepanjang sejarah. Bertahan kejayaannya selama lebih dari
700 tahun. Hingga ahirnya generasi unggul tersebut rapuh karena telah
meninggalkan hal ini, meragukan ajaran ini. Kedahsyatan ini sudah tidak
diyakini oleh sebagian besar pemeluk Islam. Karena itu mereka tidak mendapatkan
manfaat kecuali hanya sebagian kecil saja yang tetap mempertahankan
keyakinannya hingga kehebatannya tetap terasa hingga hari ini. Mereka itu
adalah para ulama besar dan orang-orang pilihan yang memiliki tingkat
keimananbegitu tinggi kepada firman-firman Allah, baik yang ada dalam AlQur-an
maupun Hadis qudsi juga hadis-hadis lainnya.
Apapun yang
kita sangka dan yakini dalam benak kita akan direalisasikan oleh Allah. Jika
anda meyakini bahwa anda akan berhasil maka insya Allah akan berhasil, dan jika
anda risau bahwa anda gagal maka insya Allah anda juga akan gagal. Seharusnya
kita mengisi benak dengan apa yang kita inginkan, kemudian melaporkannya kepada
Allah, lalu berprasangka (meyakini) bahwa Allah akan merealisasikannya, maka
insya Allah akan terrealisasi. Bukannya mengisi dengan kehawatiran-kehawatiran,
atau keraguan-keraguan. Kehawatiran-kehawatiran akan menyebabkan apa yang kita
hawatirkan terjadi juga. Keraguan menyebabkan apa yang kita inginkan tidak
terwujud.
Hukum
tarik-menarik adalah SUNNATULLAH, ia tidak memilih orang, siapapun
mengalaminya. Ia juga tidak memandang pikiran baik atau buruk, mau atau tidak
mau, ia hanya menerima signal dari pikiran anda dan memantulkannya kembali.
Ketika anda fokus pada sesuatu sebenarnya anda sedang memanggil sesuatu itu
untuk hadir dalam hidup anda.Ini merupakan manivestasi rahmat Allah yang
berlaku untuk seluruh makhluknya, tidak melihat apapun agamanya, tabi’atnya,
ketakwaannya dan maksiatnya.
Bahkan,
Rusdi Rauf, dalam bukunya Quranic Law of Attraction menjelaskan
bahwa Al-Quran telah memaparkan Hukum Tarik-Menarik dengan gamblang. Coba kita
perhatikan salah satu ayat berikut ini: "Maka barang siapa mengerjakan
kebaikan seberat zarrah, niscaya'dia akan melihat (balasan)nya. Dan,
barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya," (QS Az-Zalzalah [99]: 7-8).
Ayat di atas
semakin memperkuat kita bahwa Hukum Ketertarikan telah ada sejak Al-Quran
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Coba renungkan, selami, dan hayati maksud
ayat di atas: kebaikan akaii berbalas kebaikan, keburukan akan berbalas
keburukan. Betapa Allah telah mengingatkan kita untuk selalu berpikir positif
(kebaikan) dan memancarkan kebaikan itu pada orang-orang sekitar kita.
Hasilnya, orang-orang sekitar kita atau alam semesta akan memberikan Pula
kebaikannya pada diri kita. Kebaikan dibalas kebaikan.
Allah
senantiasa menganjurkan kita supaya berlomba-lomba menebarkan kebaikan (fastabiqul
khairot). Allah sangat melarang kita berbuat kekasaran (sayyiaat)
dan kerusakan (fasaad). Bahkan, kepada orang yang selalu berbuat jahat,
kita pun harus bersikap baik padanya.
Misalnya,
kita diperintahkan melawan kejahatan "dengan Cara yang lebih baik"
(Al-Mu'minun [23]: 96; Fushshilat [41]: 34), berdebat "dengan cara yang
baik" (An-Nahl [16J: 125). Dalam setiap detik kehidupan, kita diarahkan
untukmemancarkan cahaya kebaikan dan merembetkan getaran kebajikan ke alam
semesta.
Dalam ayat
lain, Allah telah mengukuhkan bahwa manusia seharusnya meyakini akan adanya
Hukum Ketertarikan dalam kehidupan ini. Menarik bukan?
Mari kita
simak baik-baik firman Allah berikut ini: "Dia-lah yang menjadikan bumi
untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan
makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan” (QS Al-Mulk [671]: 15).
"Dan
carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada prang lain) sebagaimaria Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan," (QS Al-Qashash [28]: 77).
Di manakah
letak Hukum Ketertarikan kedua ayat di atas? Perhatikan penggalan ayatnya: “Dia-lah
yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi.” Pernyataan
Allah ini didahului oleh pikiran positif. Allah memberikan keyakinan pada kita
bahwa hidup ini mudah, tidak susah. Kita tidak perlu memikirkan kesusahan dalam
hidup. Rasakan bahwa hidup ini mudah. Dengan pernyataan tersebut, getaran
positif telah terpancarkan ke alam sekitar.
Kemudian,
Allah melanjutkan firmannya: “jelajahilah!” Maksudnya, kita
diperintahkan untuk berusaha dengan penuh hasrat atau keceriaan (bahwa hidup
itu mudah).
Nah, dengan
mengaktifkan hasrat atau rasa ceria ketika berusaha (mencari rezeki),
sesungguhnya kita telah mengizinkan kelimpahan rezeki memasuki hidup kita. Ini
sangat sesuai dengan Hukum Ketertarikan.
Setelah kita
berusaha dengan penuh hasrat, Allah menutup ayat tersebut dengan sikap pasrah
atau penyerahan diri pada Allah (tawakkal). Saat itu, kita semakin optimistis
bahwa kita akan mendapatkan banyak rezeki dalam hidup. Mungkin, hari ini kita
belum memperoleh rezeki sesuai harapan kita.
Namun, kita
pasrah pada-Nya bahwa Dia akan tetap melancarkan rezeki dalam hidup. Kita hanya
membutuhkan keyakinan kuat dengan berpikir positif, berusaha, dan memasrahkan
hasil akhir kepada-Nya. Pada gilirannya, di suatu titik tertentu, kita akan
mendapatkan banyak kekayaan nikmat. Bahkan, kita pun menjadi lebih bahagia
dengan kekayaan itu.
Perhatikan
ayat berikutnya!
“berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat balk kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.” Sangat jelas sekali, bukan? Ada hubungan sebab
akibat: kebaikan dibalas kebaikan. Dari pernyataan tersebut, sudah jelas ayat
ini menguatkan Hukum Ketertarikan di alam semesta ini.